Tips dan Rahasia Mengasah Ketajaman Mata Hati.....
> Wahai Para Pecinta
04.20 |
Label:
Renungan Hati
Bismillaahir rohmaanir rohiim...
Assalamu'alaikum warohmatullaahi wa barokaatuhu...
Maha tinggi Allah...!
Maha Suci Allah...!!!
Maha Besar Allah...!!!
Jika engkau melakukan dosa kemudian meminta ampunan pada-Nya, DIA akan mengampunimu.
Jika engkau bersyukur pada-Nya, maka DIA akan menambahkan nikmat-Nya padamu.......
Jika engkau meminta pada-Nya, DIA pun akan memberi apa yg engkau minta.
Begitu juga ketika engkau melakukan kesalahan,
maka DIA akan menutupinya.
Jika engkau kembali pada-Nya, DIA akan menerimamu dengan terbuka.
Jika engkau bertaubat, DIA sangat senang dengan taubatmu.
Jika engkau menyebut-Nya, DIA pun akan menyebutmu.
Jika Allah memberi ujian padamu, itu artinya DIA sedang membersihkanmu.
Jika engkau terkena bencana dan engkau sabar menerimanya,
maka insyaAllah DIA akan menghapus dosa-dosamu.
Wahai para pecinta...
Sungguh wajib bagimu untuk mengikhlaskan amal untuk-Nya semata,
jujur dalam kesendirianmu,
senantiasa berada di gerbang ubudiyah,
dan berlutut di sana dengan penuh kerendahan.
Hendaknya engkau senantiasa memanggil-Nya di tengah malam,
dan di ujung siang berdzikir pada-Nya,
mensyukuri nikmat-Nya,
dan mengakui segala kekuranganmu.
Akui bahwa semua nikmat bersumber dari Allah,
dan jagalah aturan-aturan-Nya.
Tunaikan semua hak-Nya,
dan berbaktilah kepada-Nya.
Duhai para hamba-Nya yang saling mencinta...
Hendaknya engkau senantiasa selalu siap berada di bawah kibaran panji-Nya,
melepaskan diri dari semua hal yang membuat Allah murka.
Sungguh engkau harus berlepas diri dari sangkaan,
bahwa kekuatan dan upaya datang dari dirimu sendiri.
Sebab itu semua berasal dari Allah.
Dan engkau harus bangga menisbatkan semua ubudiyah kepada-Nya.
Cinta dan benci karena-Nya.
Dan bertakwalah engkau kepada Allah.
Serahkan semua urusan pada-Nya.
Hendaknya nila-nilai tauhid merasuk dalam diri.
Pujian selalu terucap hanya pada-Nya.
Menunggu dengan setia jalan keluar dari-Nya,
dan senantiasa berbaik sangka pada-Nya.
" Laa haula wa laa quwwata illaa billaahil 'aliyyil 'adzhiim... "
Sumber : Jenny dive dan sahabat on Facebook
> Melatih Diri Bersikap Lemah Lembut
03.51 |
Label:
Artikel Islam
Kelemahlembutan adalah akhlak yang mulia. Ia berada diantara dua akhlak yang rendah dan jelek, yaitu kemarahan dan kebodohan.
Bila seorang hamba menghadapi masalah hidupnya dengan kemarahan dan emosional, akan tertutuplah akal dan pikirannya yang akhirnya menimbulkan perkara-perkara yang tidak diridhoi Allah Ta'ala dan rasul-Nya.
Dan jika hamba tersebut menyelesaikan masalahnya sengan kebodohan dirinya, niscaya ia akan sihinakan manusia. Namun jika ia hadapi dengan ilmu dan kelemahlembutan, ia akan mulia di sisi Allah Ta'ala dan makhluk-makhluk-Nya. Orang yang memiliki akhlak lemah lembut ini, Insya Allah akan dapat menyelesaikan problema hidupnya tanpa harus merugikan orang lain dan dirinya sendiri.
Melatih diri untuk dapat memiliki akhlak mulia ini dapat dimulai dengan menahan diri ketika marah dan mempertimbangkan baik buruknya suatu perkara sebelum bertindak. Karena setiap manusia tidak pernah terpisah dari problema hidup, jika ia tidak membekali dirinya dengan akhlak ini, niscaya ia akan gagal untuk menyelesaikan problemnya. Dengan agungnya akhlak ini hingga Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam memuji sahabatnya Asyaj Abdul Qais dengan sabdanya :
" Sesungguhnya pada dirimu ada dua perangai yang dicintai Allah yakni sifat lemah lembut (sabar) dan ketenangan (tidak tergesa-gesa)." (H.R Muslim).
Akhlak mulia ini terkadang diabaikan oleh manusia ketika amarah telah menguasai diri mereka, sehingga tindakannya pun berdampak negatif bagi dirinya ataupun orang lain. Padahal Rasulullah sudah mengingatkan dari sifat marah yang tidak pada tempatnya, sebagaimana beliau bersabda kepada seseorang sahabat yang meminta nasehat : " Janganlah kamu marah." Dan beliau mengulangi berkali-kali dengan bersabda : "Janganlah kamu marah." (HR. Bukhari). Dari hadist ini diambil faedah bahwa marah adalah pintu kejelekan, yang penuh dengan kesalahan dan kejahatan, sehingga Rasulullah mewasiatkan kepada sahabatnya itu agar tidak marah.
Tidak berarti manusia dilarang marah secara mutlak. Namun marah yang dilarang adalah marah yang disebabkan oleh dorongan hawa nafsu yang menyebabkan pelakunya melampaui batas dalam berbicara, mencela, mencerca dan menyakiti saudaranya dengan kata-kata yang tidak terpuji, yang mana sikap ini menjauhkannya dari kelemah lembutan.
Didalam hadist yang shahih Rasulullallah bersabda : Bukanlah dikatakan seorang yang kuat dengan bergulat, akan tetapi orang yang kuat adalah yang mampu menahan dirinya ketika marah." (Muttafaqun 'Alaih).
Didalam hadist yang shahih Rasulullallah bersabda : Bukanlah dikatakan seorang yang kuat dengan bergulat, akan tetapi orang yang kuat adalah yang mampu menahan dirinya ketika marah." (Muttafaqun 'Alaih).
Ulama telah menjelaskan berbagai cara untuk menyembuhkan penyakit marah yang tercela yang ada pada seorang hamba, yaitu :
1. Berdoa kepada Allah "Azza wa Jalla yang membimbing dan menunjuki hamba-hamaba-Nya ke jalan yang lurus dan menghilangkan sifat-sifat jelek dan hina dari diri mereka. Allah berfirman : "Berdoalah kalian kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan." (Ghafir : 60).
2. Terus menerus berdzikir pada Allah seperti membaca Al-Qur'an, bertasbih, bertahlil dan istighfar karena Allah telah menjelaskna bahwa hati manusia akan tenang dan tentram dengan mengingatn-Nya. Dia berfirman : "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram." (Ar-Ra'd : 28).
3. Mengingat nash-nash yang menganjurkan untuk menahan amarah dan balasan bagi orang yang mampu menahan amarahnya, seperti sabda Nabi: "Barangsiapa yang menahan amarahnya sedangkan ia sanggup untuk melampiaskannya, (kelak di hari kiamat) Allah akan memanggilnya dihadapan para makhluk-Nya hingga menyuruhnya memilih salah satu dari bidadari surga, dan menikahkannya dengan hamba tersebut sesuai dengan kemauannya." (HR. Tirmidzi, ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani, lihat Shahihul jami' No.6398).
4. Merubah posisi ketika marah, seperti jika ia marah dalam keadaan berdiri maka hendaknya ia duduk, dan jikalau ia duduk hendaklah ia berbaring, sebagaimana perintah Rasulullah dalam sabda beliau : "Apabila salah seorang diantara kalian marah sedangkan ia dalam posisi berdiri, maka hendaklah ia duduk. Kalau telah reda/hilang marahnya (maka cukup dengan duduk saja), dan jika belum hendaklah berbaring." (Al-Misykat 5114).
5. Berlindung dari setan dan menghindar dari sebab-sebab yang akan membangkitkan kemarahannya. Demikianlah jalan keluar untuk selamat dari marah yang tercela. Dan betapa indahnya perilaku seorang muslim jika dihiasi dengan kelemah lembutan dan kasih sayang, karena tidaklah kelemah lembutan berada pada suatu perkara melainkan akan membuatnya indah. Sebaliknya, bila kebengisan dan kemarahan ada pada suatu urusan niscaya akan menjelekkannya. Yang demikian ini telah disabdakan oleh Rasulullah dalam hadist berikut : "Tidaklah kelembutan itu berada pada sesuatu kecuali akan menjadikannya jelek. "(HR. Muslim)
Allah Subhanahu wa ta'ala mencintai kelembutan, sebagaimana sabda Rasulullah:
Bersegeralah menghiasi diri dengan akhlak terpuji yang dimiliki rasulullah dan dicintai Allah ini. Dan jauhilah kemarahan, kebengisan dan ketidak ramahan, karena yang demikian akan menghinakan derajat pelakunya dan membuat keonaran dikalangan manusia serta menimbun dosa disisi Allah ta'ala. Ingatlah selalu sabda Rasulullah : "Barangsiapa yang dihalangi untuk berakhlak lembut, maka ia akan dihalangi dari seluruh kebaikan."(HR Muslim).
Allah Subhanahu wa ta'ala mencintai kelembutan, sebagaimana sabda Rasulullah:
" Sesungguhnya Allah Maha Lembut dan menyenangi kelembutan dalam segala urusan. Dan Dia memberikan pada kelembutan apa yang tidak diberikan-Nya kepada kebengisan "
(HR. Muslim). Bersegeralah menghiasi diri dengan akhlak terpuji yang dimiliki rasulullah dan dicintai Allah ini. Dan jauhilah kemarahan, kebengisan dan ketidak ramahan, karena yang demikian akan menghinakan derajat pelakunya dan membuat keonaran dikalangan manusia serta menimbun dosa disisi Allah ta'ala. Ingatlah selalu sabda Rasulullah : "Barangsiapa yang dihalangi untuk berakhlak lembut, maka ia akan dihalangi dari seluruh kebaikan."(HR Muslim).
Langganan:
Postingan (Atom)